KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah
yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan
baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
yakni nabi muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang MASALAH POLUSI (PENCEMARAN), yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang MASALAH POLUSI (PENCEMARAN), yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini
memuat tentang “MASALAH POLUSI” yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang.
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Sungguminasa, 8 Februari 2013
(Rizkyjulfirarosa)
(Rizkyjulfirarosa)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.......................................................................................................................................................................................................
1
DAFTAR ISI
....................................................................................................................................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
..............................................................................................................................................................................
3.
BAB II PEMBAHASAN
1.
Polusi
Udara………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 5
2.
Polusi
Air……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 10
3.
Polusi
Tanah………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 14
4.
Polusi
Suara………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 20
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
26
BAB IV DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan komponen lingkungan
alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan
mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal
dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat
dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan
melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun
berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan
mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini.
Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam
mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman.
Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak
lingkungannya.
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh
berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan
oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran
akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan
oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan
bahkan manusia.
Pencemaran akibat manusia adalah akibat
dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika
dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada
mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak
akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya.
Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah
penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang
terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama
kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan
untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses
industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi
kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan
kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya
industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
1.
Sumber
Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun
jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan
limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan limbah juga,
seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan
sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat
meracuni lingkungan.
Akibat selanjutnya
lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan
terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat
pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana
lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang
ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. POLUSI UDARA
Polusi atau
pencemaran udara
adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah
yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
a) Penyebab Polusi (pencemaran)
Udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan
pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber
alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat
mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi
pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Pencemar primer adalah substansi
pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah
contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemaran sekunder
adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemaran-pencemaran
primer di atmosfer.
a. Kegiatan manusia
- Transportasi
- (co2)
karbon dioksida berasal dari pabrik mesin-mesin yang
menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal,
pesawat terbang, dan pembakaran kayu.
- Co (karbon monoksida)
Proses pembakaran di mesin yang tidak sempurna, akan
menghasilkan gas Co. Jika mesin mobil di hidupkan di dalam garasi tetutup,
orang yang ada di garasi dapat meninggal akibat menghirup gas Co. Menghidupkan
Ac ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran
gas Co dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga bisa menyebabkan
kematian.
- CFC (khloro Fluoro Karbon)
Gas CFc digunakan
sebagai gas pengembang Karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak terasa.
CFC banyak digunakan untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon),
pendingin lemari es, dan hairspray. CFC akn menyebabkan lubang ozon di
atmosfer.
- SO dan SO2
Gas belerang oksida
(SO,SO2) di udara dihasilkan oeh pembakaran fosil (minyak, batubara).
Gas tersebut dapat
bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan
menjadi asam, yang disebut hujan asam.
Hujan asam
mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot,
besi dan logam berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi cepat
aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
- Asap rokok
Asap rokok bisa
menyebabkan batuk krons, kanker paru-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan
dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
b. Sumber alami
- Gunung berapi
- Rawa-rawa
- Kebakaran hutan
c. Jenis-jenis pencemar
- Karbon monoksida
- Oksida nitrogen
- Oksida sulfur
- Hidrokarbon
- Ozon
- Volatile Organic Compounds
- Partikulat
b) Dampak Pencemaran Udara
1.
Dampak kesehatan
Substansi pencemaran yang terdapat di
udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi
zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat
berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil
dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap
oleh sistem peredaran
darah dan
menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai
adalah ISPA (infeksi
saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya.
2.
Hujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6
karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi
dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara
lain:
- Mempengaruhi kualitas air permukaan
- Merusak tanaman seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman.
- Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
- Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
3.
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh
keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap
radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas
terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
`4.
Pemanasan Global
Dampak dari pemanasan global adalah:
- Pencairan es di kutub
- Perubahan iklim regional dan global
- Perubahan siklus hidup flora dan fauna
4. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada
di stratosfer (ketinggian
20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari.
Pembentukan dan
penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi
CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju
penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan
sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta
penyakit pada tanaman.
c) Upaya yang Harus
Dilakukan.
Penanggulangan pencemaran udara tidak
dapat dilakukan tanpa menanggulangi penyebabnya. Mempertimbangan sektor
transportasi sebagai kontributor utama pencemaran udara, maka sektor ini harus
mendapat perhatian utama.
Solusi untuk mengatasi polusi udara
kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan
sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di
dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan
serta kematian yang diakibatkan karenanya.
1.
menyerukan
kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang ada saat ini,
dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh
publik. Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan
tidak berbasis kendaraan pribadi.
2. Pemberian izin bagi
angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan
massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
3. Pembatasan usia
kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah
satu solusi.
Sebab semakin tua
kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.
4. Potensi terbesar
polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan.
Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap
pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan
mengurangi polusi udara.
5. Pemberian penghambat
laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan
“polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju
6. Uji emisi harus
dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji
petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan
tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa
surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
7. Penanaman pohon-pohon
yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat
serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
2. POLUSI (PENCEMARAN) AIR
Polusi (Pencemaran)
air adalah
suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air.
Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen
dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata.
Persoalan polusi air.
Jutaan orang bergantung pada Sungai Gangga yang tercemar.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan
revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional
hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah
penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan tercatat atas
kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang
India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal
karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita
polusi air hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki
akses terhadap air minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan
masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang
dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada
kualitas air di Amerika Serikat, 45% dari sungai, 47% dari danau, dan 32% dari
teluk dan muara diklasifikasikan sebagai tercemar.
Air biasanya disebut tercemar ketika
terganggu oleh kontaminan
antropogenik dan ketika tidak bisa
mendukung kehidupan manusia, seperti
air minum, dan/atau mengalami
pergeseran ditandai dalam
kemampuannya untuk mendukung komunitas
penyusun biotik, seperti ikan.
Fenomena alam seperti gunung berapi,
algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam
kualitas air dan status ekologi air.
a) Penyebab Pencemaran Air
Sumber polusi air antara lain limbah
industri, pertanian dan rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat
masuk perairan yaitu : bahan-bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan-bahan
yang banyak membutuhkan oksigen untuk pengurainya, bahan-bahan kimia organic
dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan-bahan yang tidak sedimen
(endapan), dan bahan-bahan yang mengandung radioaktif dan panas. Pencemaran air
juga dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, yaitu:
- Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
- Sampah organik seperti air comberan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
- Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
- Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
- pencemaran air oleh sampah
b) Dampak Pencemaran Air
Bibit-bibit penyakit berbagai zat yang
bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan
memerlukan O2 untuk pengurainya. Jika O2 kurang , pengurainya tidak sempurna
dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang
berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon,
tetraklorida, karbon dan lain-lain. Bahan-bahan tesebut dapat merusak organ tubuh
manusia atau dapat menyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan
masuk kelaut. Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan
sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan yang berbahaya masuk kelaut atau
samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis
kerang-kerangan yang mungkin mengandung zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut
dapat pula tecemar oleh minyak yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik,
melalui sungai atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan,
burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh, efek keracunan hingga dapat
dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang sebuah industri plastik keteluk
minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya
menderita cacat dan meninggal.
Akibat yang ditimbulkan oleh polusi
air:
1.
Terganggunya
kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan
ganggang dan tumbuhan air (eurotrofikasi)
3. Pendangkalan dasar
perairan.
4. Tersumbatnya penyaring
reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi.
5. Dalam jangka panjang
adalah kanker dan kelahiran cacat.
6. Akibat penggunaan
pertisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk berguna terutama predator.
7. Kematian biota kuno,
seperti plankton, ikan, bahkan burung.
8. Mutasi sel, kanker,
dan leukeumia.
c) Upaya yang Harus
Dilakukan
Pengenceran dan
penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan
tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang tercemar akan
tetap tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan
pencemaran yang masuk. Karena ini banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap
bersih misalnya:
1.
Menempatkan
daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman.
2. Pembuangan limbah
industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem.
3. Pengawasan terhadap
penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat-zat kimia lain yang dapat menimbulkan
pencemaran.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas
terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran
terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih
mencintai lingkungan hidupnya.
7. Melakukan
intensifikasi pertanian.
Banyak orang mengatakan
” lebih baik mecegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada banjir
genangan di bawah ini ada sejumlah langkah yang dapat kita lakukan untuk
mencegah banjir genangan :
1.
Dalam
merencanakan jalan-jalan lingkungan baik itu program pemerintah maupun swadaya
masyarakat sebaiknya memilih material jalan yang menyerap air.
misalnya, penggunaan bahan dari paving
blok (blok-blok adukan beton yang disusun dengan rongga-rongga resapan air
disela-selanya.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah
penataan saluran/drainase lingkungan pembuatannyapun harus bersamaan dengan
pembuatan jalan tersebut.
2. Apabila di halaman
pekarangan rumah kita masih terdapat ruang-ruang terbuka, buatlah sumur-sumur
resapan air hujan sebanyak-banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk
mempercepat air meresap kedalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air
hujan tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
1.
Persediaan
air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak.
2. Tanah bekas galian
sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan-lahan yang rendah atau
meninggikan lantai rumah.
3. Apabila air hujan
tidak tertampung dalam sebuah selokan-selokan rumah/talang-talang rumah, air
dapat dialirkan kesumur-sumur resapan. Janganlah membuang sampah atau mengeluarkan
air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) kedalam sumur
resapan air hujan karena bisa mencemarkan kandungan air tanah. Khusus untuk
buangan air limbah rumah tangga, buatlah sumur resapan tersendiri
4. Apabila air banjir
masuk kerumah mencapai ketinggian 20-50 cm satu-satunya jalan adalah
meninggikan lantai rumah kita diatas ambang permukaan air banjir
5. Cara lain adalah
membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan
orang hanya teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.
3. POLUSI (PENCEMARAN) TANAH
Tanah merupakan bagian penting dalam
menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai
makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada
tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita
berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita
menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi
ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah
pun akibat kegiatan manusia juga.
Pencemaran tanah adalah keadaan di
mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Tanah Tercemar. Tanah indonesia
terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercetat.
Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk mengeksploitasinya.
Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang
diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan
hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung
logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk
dimanfaatkan. Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri
tanah tercemar adalah :
1.
Tanah
tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah
asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam
berat
6. Mengandung sampah
anorganik
Tanah tidak tercemar. Tanah yang tidak
tercemar adalah tnah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak
mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat
subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah
tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk
alat kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan
keuntungan berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik
kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah:
1.
Tanahnya
subur
2. Trayek pH minimal 6,
maksimal 8
3. Tidak berbau busuk
4. Tidak kering,
memiliki tingkat kegemburan yang normal
5. Tidak Mengandung
logam berat
6. Tidak mengandung
sampah anorganik
a) Penyebab
Pencemaran Tanah
Sumber pencemar tanah, karena
pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat
dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan
sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar
tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida
belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun
ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan
terjadinya pencemaran pada tanah.
Permukaan tanah yang mengandung bahan
pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri,
sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari
daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang
dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar
tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari,
sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang
meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri. Secara umum, Pencemaran tanah
dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian ;
1. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari
daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan
lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan
wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1.
a. Limbah padat berupa senyawa anorganik
yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti
plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan
tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun
yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada
dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun
kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan
tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga
peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh
bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
1.
b. Limbah cair berupa; tinja, deterjen,
oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan
dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2.
Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa
produksi industri. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu
proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan
industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah
zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn,
Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi
mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa
pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan
pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus
dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah
semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman
tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan
tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan
pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap
pestisida tersebut.
b) Dampak Dari
Pencemaran Tanah
1. Dampak Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap
kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan
karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis
(terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena
dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB
dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat
menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan
seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan
bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan Kematian..
2. Dampak Pada Lingkungan Atau
Ekosistem
Dampak pada pertanian terutama
perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan
hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa
bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain
bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan
dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul
dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah
sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan,
yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut.
Dampak pada pertanian terutama
perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan
hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
c) Upaya yang Harus
Dilakukan.
Limbah domestic, yang sangat banyak
penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara memisahkan antara sampah organik
atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh tanah,
dan sampah anorganik atau sampah yang
akan terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai
oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya dijadikan
bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan
tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat
dibuat biogas dan lain-lain.
Sedangkan sampah anorganik yang tidak
dapat diurai oleh mikroorganisme.
Cara penanganan yang terbaik dengan
mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai
atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara
penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang
kesungai atau kelaut. Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan
pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti
pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos. Adapun penanganan untuk
pembersihan tanah, yaitu:
1.
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan
untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi
tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan
on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,
terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan
off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat
pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
1.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Tindakan pencegahan
dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan
dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu
ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap
terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
Langkah pencegahan. Pada umumnya
pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar,
antara lain:
1.
Sampah
organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2. Sampah senyawa
organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme
dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti
plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat
yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
3. Sampah yang tidak
dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil,
kemudian dikubur.
4. Pengolahan terhadap
limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum
dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
5. Penggunaan pupuk,
pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan
tidak sampai berlebihan.
6. Usahakan membuang dan
memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh
mikroorganisme.
4.Definisi
Polusi / Pencemaran Suara
Polusi atau pencemaran Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.
Polusi atau pencemaran Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.
Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).
B. Penyebab Pencemaran Suara
Zat
atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makhluk hidup. Sifat polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising.
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising.
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah
1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB
2. Suara kereta api / krl = 95 dB
3. Mesin motor 5 pk = 104 dB
4. Suara petir = 120 dB
5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB.
C. Dampak Pencemaran Suara
Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan.
Menurut penelitian, musik berirama keras, hingga 'berlimpah ruah' berdampak dramatik pada psikologi. Selain berakibat merusak gendang pendengaran, menurut Dr. Luther Terry, mantan peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah, meningkatkan kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan kulit dan tekanan kerangka otot, sistem pencernaan berubah, aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda pada zat-zat kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan sebagian dari efek suara bising pada manusia.
Terry juga mengungkapkan adanya efek negatif suara gaduh dalam perkembangan janin. Penelitian menemukan pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah meningkat hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan tekanan darah meningkat dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara bising berakhir.
Mungkin Anda memilih untuk tak tinggal di dekat bandara agar tak terkena
dampak buruk kebisingan lalu litas pesawat. Meski demikian, suara gaduh lain
yang mungkin kita pertimbangkan secara moderat memang memiliki pengaruh. Sebuah
penelitian di Jerman menemukan, bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan
yang sibuk memungkinkan mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih
tinggi dari pada orang-orang yang tinggal di daerah tenang.
Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidaklulusan di sekolah.
Lebih jauh lagi, polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi bantuan pada wanita ini.
Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguan–gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan menurun.
Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidaklulusan di sekolah.
Lebih jauh lagi, polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi bantuan pada wanita ini.
Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguan–gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan menurun.
D.
Cara Menanggulangi Pencemaran Suara
Dari uaraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam.
Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit diimplementasikan," kata Bambang.
Pada dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki.
Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam.
Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi, amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak stasioner.
Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.
Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya mengurangi polusi suara
Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor.
Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar.
Dari pabrik atau lembaga–lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir.
Dari uaraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam.
Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit diimplementasikan," kata Bambang.
Pada dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki.
Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam.
Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi, amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak stasioner.
Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.
Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya mengurangi polusi suara
Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor.
Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar.
Dari pabrik atau lembaga–lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir.
BAB III
PENUTUP
1.
A. KESIMPULAN
1.
Pencemaran
di dalam udara berasal dari gas buang kendaraan bermotor, dimana zat tersebut
berdampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Untuk dapat mengendalikan
pencemaran tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan teknis yaitu dengan
mengupayakan pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar alternatif. Pemerintah
mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan pendekatan planatologi,
administrasi dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan perawatan dan
cara pengemudia yang baik dan benar dapat dilakukan melalui pendekatan
edukatif.
2. Polusi air adalah
peristiwa masuknya zat, energi, unsure, atau komponen lainya ke dalam air
sehingga kualitas air terganggu. Sumber polusi air antara lain limbah industri,
pertanian, dan rumah tangga. Polusi air juga dapat menimbulkan bencana
diantaranya banjir. Bahan atau logam berbahaya seperti arsenat, benzon, timah
dan lain-lain dapat merusak organ tubuh manusia dan menyebabkan kanker. Akibat
yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang adalah kanker dan kelahiran
bayi cacat. Melakukan intensifikasi pertanian. Banjir genangan dapat diatasi
dengan membersihkan saluran air dari penyumbatan.
3. Pencemaran tanah
adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan
tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk
hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Ada beberapa cara untuk
mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan
bioremidiasi.
4. Polusi atau
pencemaran Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium. Dimanapun kita berada kita selalu
mendengar kebisingan yang secara tidak sadar juga mengganggu kinerja tubuh
kita. Banyak gangguan yang diakibatkan oleh pencemaran suara diantaranya mulai
dari konsentrasi yang kurang sampai meninggal akibat kebisingan yang diterima
dalam jangka waktu yang lama dan secara tidak langsung mengajak otak untuk
mengubah cara kerja organ tubuh. Untuk meminimalisir polusi suara ini ada
berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu dengan meredam bising yang tidak
diinginkan dengan suara yang menenangkan, pembangunan bangunan peredam bising,
meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan pemberian
peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan
yang melewati ambang batas pendengaran manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Bachri, Moch. 1995. Geologi
Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112Santiyono, 1994. Biologi I untuk
Sekolah Menengah Umum, penerbit Erlangga
Soekarto. S. T. 1985. Penelitian
Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya
Aksara, Jakarta.
Wikipedia. 2011. Pencemaran
Tanah (On-line). http://id.wikipedia.org/wiki/
pencemaran_tanah. diakses Desember 2011.
Wikipedia.Com http://www.Google.Com
http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/13/polusi-atau-pencemaran-lingkungan/
diakses 21 Januari 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara diakses 21 Januari 2009
http://organisasi.org/pengertian_definisi_arti_efek_dampak_dan_penyebab_pencemaran_suara_pada_pencemaran_lingkungan_hidup_dan_tubuh_manusia diakses 23 Januari 2009
http://www.kapanlagi.com/a/dampak-buruk-dan-dampak-baik-suara-i.html diakses 23 Januari 2009
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/23/16481222/Awas.Bising.Mengganggu.Pendengaran diakses 24 Januari 2009
http://www.google.co.id/#hl=id&q=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDAM+BISING&meta=&aq=f&oq=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDAM+BISING&fp=5be454f7189800bf diakses 24 Januari 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara diakses 21 Januari 2009
http://organisasi.org/pengertian_definisi_arti_efek_dampak_dan_penyebab_pencemaran_suara_pada_pencemaran_lingkungan_hidup_dan_tubuh_manusia diakses 23 Januari 2009
http://www.kapanlagi.com/a/dampak-buruk-dan-dampak-baik-suara-i.html diakses 23 Januari 2009
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/23/16481222/Awas.Bising.Mengganggu.Pendengaran diakses 24 Januari 2009
http://www.google.co.id/#hl=id&q=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDAM+BISING&meta=&aq=f&oq=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDAM+BISING&fp=5be454f7189800bf diakses 24 Januari 2009
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah
yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan
baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
yakni nabi muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang MASALAH POLUSI (PENCEMARAN), yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang MASALAH POLUSI (PENCEMARAN), yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini
memuat tentang “MASALAH POLUSI” yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang.
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Sungguminasa, 8 Februari 2013
(Rizkyjulfirarosa)
(Rizkyjulfirarosa)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.......................................................................................................................................................................................................
1
DAFTAR ISI
....................................................................................................................................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
..............................................................................................................................................................................
3.
BAB II PEMBAHASAN
1.
Polusi
Udara………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 5
2.
Polusi
Air……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 10
3.
Polusi
Tanah………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 14
4.
Polusi
Suara………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 20
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
26
BAB IV DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan komponen lingkungan
alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan
mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal
dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat
dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan
melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun
berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan
mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini.
Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam
mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman.
Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak
lingkungannya.
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh
berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan
oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran
akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan
oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan
bahkan manusia.
Pencemaran akibat manusia adalah akibat
dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika
dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada
mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak
akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya.
Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah
penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang
terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama
kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan
untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses
industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi
kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan
kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya
industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
1.
Sumber
Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun
jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan
limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan limbah juga,
seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan
sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat
meracuni lingkungan.
Akibat selanjutnya
lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan
terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat
pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana
lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang
ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. POLUSI UDARA
Polusi atau
pencemaran udara
adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah
yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
a) Penyebab Polusi (pencemaran)
Udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan
pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber
alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat
mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi
pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Pencemar primer adalah substansi
pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah
contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemaran sekunder
adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemaran-pencemaran
primer di atmosfer.
a. Kegiatan manusia
- Transportasi
- (co2)
karbon dioksida berasal dari pabrik mesin-mesin yang
menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal,
pesawat terbang, dan pembakaran kayu.
- Co (karbon monoksida)
Proses pembakaran di mesin yang tidak sempurna, akan
menghasilkan gas Co. Jika mesin mobil di hidupkan di dalam garasi tetutup,
orang yang ada di garasi dapat meninggal akibat menghirup gas Co. Menghidupkan
Ac ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran
gas Co dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga bisa menyebabkan
kematian.
- CFC (khloro Fluoro Karbon)
Gas CFc digunakan
sebagai gas pengembang Karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak terasa.
CFC banyak digunakan untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon),
pendingin lemari es, dan hairspray. CFC akn menyebabkan lubang ozon di
atmosfer.
- SO dan SO2
Gas belerang oksida
(SO,SO2) di udara dihasilkan oeh pembakaran fosil (minyak, batubara).
Gas tersebut dapat
bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan
menjadi asam, yang disebut hujan asam.
Hujan asam
mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot,
besi dan logam berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi cepat
aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
- Asap rokok
Asap rokok bisa
menyebabkan batuk krons, kanker paru-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan
dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
b. Sumber alami
- Gunung berapi
- Rawa-rawa
- Kebakaran hutan
c. Jenis-jenis pencemar
- Karbon monoksida
- Oksida nitrogen
- Oksida sulfur
- Hidrokarbon
- Ozon
- Volatile Organic Compounds
- Partikulat
b) Dampak Pencemaran Udara
1.
Dampak kesehatan
Substansi pencemaran yang terdapat di
udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi
zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat
berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil
dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap
oleh sistem peredaran
darah dan
menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai
adalah ISPA (infeksi
saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya.
2.
Hujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6
karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi
dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara
lain:
- Mempengaruhi kualitas air permukaan
- Merusak tanaman seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman.
- Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
- Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
3.
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh
keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap
radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas
terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
`4.
Pemanasan Global
Dampak dari pemanasan global adalah:
- Pencairan es di kutub
- Perubahan iklim regional dan global
- Perubahan siklus hidup flora dan fauna
4. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada
di stratosfer (ketinggian
20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari.
Pembentukan dan
penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi
CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju
penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan
sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta
penyakit pada tanaman.
c) Upaya yang Harus
Dilakukan.
Penanggulangan pencemaran udara tidak
dapat dilakukan tanpa menanggulangi penyebabnya. Mempertimbangan sektor
transportasi sebagai kontributor utama pencemaran udara, maka sektor ini harus
mendapat perhatian utama.
Solusi untuk mengatasi polusi udara
kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan
sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di
dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan
serta kematian yang diakibatkan karenanya.
1.
menyerukan
kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang ada saat ini,
dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh
publik. Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan
tidak berbasis kendaraan pribadi.
2. Pemberian izin bagi
angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan
massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
3. Pembatasan usia
kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah
satu solusi.
Sebab semakin tua
kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.
4. Potensi terbesar
polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan.
Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap
pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan
mengurangi polusi udara.
5. Pemberian penghambat
laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan
“polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju
6. Uji emisi harus
dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji
petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan
tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa
surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
7. Penanaman pohon-pohon
yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat
serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
2. POLUSI (PENCEMARAN) AIR
Polusi (Pencemaran)
air adalah
suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air.
Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen
dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata.
Persoalan polusi air.
Jutaan orang bergantung pada Sungai Gangga yang tercemar.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan
revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional
hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah
penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan tercatat atas
kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang
India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal
karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita
polusi air hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki
akses terhadap air minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan
masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang
dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada
kualitas air di Amerika Serikat, 45% dari sungai, 47% dari danau, dan 32% dari
teluk dan muara diklasifikasikan sebagai tercemar.
Air biasanya disebut tercemar ketika
terganggu oleh kontaminan
antropogenik dan ketika tidak bisa
mendukung kehidupan manusia, seperti
air minum, dan/atau mengalami
pergeseran ditandai dalam
kemampuannya untuk mendukung komunitas
penyusun biotik, seperti ikan.
Fenomena alam seperti gunung berapi,
algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam
kualitas air dan status ekologi air.
a) Penyebab Pencemaran Air
Sumber polusi air antara lain limbah
industri, pertanian dan rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat
masuk perairan yaitu : bahan-bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan-bahan
yang banyak membutuhkan oksigen untuk pengurainya, bahan-bahan kimia organic
dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan-bahan yang tidak sedimen
(endapan), dan bahan-bahan yang mengandung radioaktif dan panas. Pencemaran air
juga dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, yaitu:
- Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
- Sampah organik seperti air comberan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
- Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
- Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
- pencemaran air oleh sampah
b) Dampak Pencemaran Air
Bibit-bibit penyakit berbagai zat yang
bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan
memerlukan O2 untuk pengurainya. Jika O2 kurang , pengurainya tidak sempurna
dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang
berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon,
tetraklorida, karbon dan lain-lain. Bahan-bahan tesebut dapat merusak organ tubuh
manusia atau dapat menyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan
masuk kelaut. Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan
sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan yang berbahaya masuk kelaut atau
samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis
kerang-kerangan yang mungkin mengandung zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut
dapat pula tecemar oleh minyak yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik,
melalui sungai atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan,
burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh, efek keracunan hingga dapat
dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang sebuah industri plastik keteluk
minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya
menderita cacat dan meninggal.
Akibat yang ditimbulkan oleh polusi
air:
1.
Terganggunya
kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan
ganggang dan tumbuhan air (eurotrofikasi)
3. Pendangkalan dasar
perairan.
4. Tersumbatnya penyaring
reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi.
5. Dalam jangka panjang
adalah kanker dan kelahiran cacat.
6. Akibat penggunaan
pertisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk berguna terutama predator.
7. Kematian biota kuno,
seperti plankton, ikan, bahkan burung.
8. Mutasi sel, kanker,
dan leukeumia.
c) Upaya yang Harus
Dilakukan
Pengenceran dan
penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan
tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang tercemar akan
tetap tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan
pencemaran yang masuk. Karena ini banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap
bersih misalnya:
1.
Menempatkan
daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman.
2. Pembuangan limbah
industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem.
3. Pengawasan terhadap
penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat-zat kimia lain yang dapat menimbulkan
pencemaran.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas
terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran
terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih
mencintai lingkungan hidupnya.
7. Melakukan
intensifikasi pertanian.
Banyak orang mengatakan
” lebih baik mecegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada banjir
genangan di bawah ini ada sejumlah langkah yang dapat kita lakukan untuk
mencegah banjir genangan :
1.
Dalam
merencanakan jalan-jalan lingkungan baik itu program pemerintah maupun swadaya
masyarakat sebaiknya memilih material jalan yang menyerap air.
misalnya, penggunaan bahan dari paving
blok (blok-blok adukan beton yang disusun dengan rongga-rongga resapan air
disela-selanya.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah
penataan saluran/drainase lingkungan pembuatannyapun harus bersamaan dengan
pembuatan jalan tersebut.
2. Apabila di halaman
pekarangan rumah kita masih terdapat ruang-ruang terbuka, buatlah sumur-sumur
resapan air hujan sebanyak-banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk
mempercepat air meresap kedalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air
hujan tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
1.
Persediaan
air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak.
2. Tanah bekas galian
sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan-lahan yang rendah atau
meninggikan lantai rumah.
3. Apabila air hujan
tidak tertampung dalam sebuah selokan-selokan rumah/talang-talang rumah, air
dapat dialirkan kesumur-sumur resapan. Janganlah membuang sampah atau mengeluarkan
air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) kedalam sumur
resapan air hujan karena bisa mencemarkan kandungan air tanah. Khusus untuk
buangan air limbah rumah tangga, buatlah sumur resapan tersendiri
4. Apabila air banjir
masuk kerumah mencapai ketinggian 20-50 cm satu-satunya jalan adalah
meninggikan lantai rumah kita diatas ambang permukaan air banjir
5. Cara lain adalah
membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan
orang hanya teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.
3. POLUSI (PENCEMARAN) TANAH
Tanah merupakan bagian penting dalam
menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai
makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada
tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita
berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita
menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi
ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah
pun akibat kegiatan manusia juga.
Pencemaran tanah adalah keadaan di
mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Tanah Tercemar. Tanah indonesia
terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercetat.
Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk mengeksploitasinya.
Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang
diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan
hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung
logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk
dimanfaatkan. Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri
tanah tercemar adalah :
1.
Tanah
tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah
asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam
berat
6. Mengandung sampah
anorganik
Tanah tidak tercemar. Tanah yang tidak
tercemar adalah tnah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak
mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat
subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah
tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk
alat kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan
keuntungan berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik
kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah:
1.
Tanahnya
subur
2. Trayek pH minimal 6,
maksimal 8
3. Tidak berbau busuk
4. Tidak kering,
memiliki tingkat kegemburan yang normal
5. Tidak Mengandung
logam berat
6. Tidak mengandung
sampah anorganik
a) Penyebab
Pencemaran Tanah
Sumber pencemar tanah, karena
pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat
dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan
sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar
tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida
belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun
ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan
terjadinya pencemaran pada tanah.
Permukaan tanah yang mengandung bahan
pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri,
sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari
daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang
dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar
tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari,
sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang
meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri. Secara umum, Pencemaran tanah
dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian ;
1. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari
daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan
lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan
wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1.
a. Limbah padat berupa senyawa anorganik
yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti
plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan
tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun
yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada
dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun
kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan
tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga
peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh
bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
1.
b. Limbah cair berupa; tinja, deterjen,
oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan
dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2.
Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa
produksi industri. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu
proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan
industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah
zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn,
Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi
mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa
pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan
pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus
dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah
semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman
tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan
tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan
pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap
pestisida tersebut.
b) Dampak Dari
Pencemaran Tanah
1. Dampak Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap
kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan
karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis
(terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena
dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB
dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat
menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan
seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan
bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan Kematian..
2. Dampak Pada Lingkungan Atau
Ekosistem
Dampak pada pertanian terutama
perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan
hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa
bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain
bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan
dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul
dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah
sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan,
yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut.
Dampak pada pertanian terutama
perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan
hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
c) Upaya yang Harus
Dilakukan.
Limbah domestic, yang sangat banyak
penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara memisahkan antara sampah organik
atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh tanah,
dan sampah anorganik atau sampah yang
akan terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai
oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya dijadikan
bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan
tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat
dibuat biogas dan lain-lain.
Sedangkan sampah anorganik yang tidak
dapat diurai oleh mikroorganisme.
Cara penanganan yang terbaik dengan
mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai
atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara
penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang
kesungai atau kelaut. Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan
pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti
pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos. Adapun penanganan untuk
pembersihan tanah, yaitu:
1.
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan
untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi
tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan
on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,
terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan
off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat
pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
1.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Tindakan pencegahan
dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan
dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu
ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap
terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
Langkah pencegahan. Pada umumnya
pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar,
antara lain:
1.
Sampah
organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2. Sampah senyawa
organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme
dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti
plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat
yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
3. Sampah yang tidak
dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil,
kemudian dikubur.
4. Pengolahan terhadap
limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum
dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
5. Penggunaan pupuk,
pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan
tidak sampai berlebihan.
6. Usahakan membuang dan
memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh
mikroorganisme.
4.Definisi
Polusi / Pencemaran Suara
Polusi atau pencemaran Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.
Polusi atau pencemaran Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.
Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).
B. Penyebab Pencemaran Suara
Zat
atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makhluk hidup. Sifat polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising.
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising.
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah
1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB
2. Suara kereta api / krl = 95 dB
3. Mesin motor 5 pk = 104 dB
4. Suara petir = 120 dB
5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB.
C. Dampak Pencemaran Suara
Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan.
Menurut penelitian, musik berirama keras, hingga 'berlimpah ruah' berdampak dramatik pada psikologi. Selain berakibat merusak gendang pendengaran, menurut Dr. Luther Terry, mantan peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah, meningkatkan kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan kulit dan tekanan kerangka otot, sistem pencernaan berubah, aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda pada zat-zat kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan sebagian dari efek suara bising pada manusia.
Terry juga mengungkapkan adanya efek negatif suara gaduh dalam perkembangan janin. Penelitian menemukan pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah meningkat hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan tekanan darah meningkat dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara bising berakhir.
Mungkin Anda memilih untuk tak tinggal di dekat bandara agar tak terkena
dampak buruk kebisingan lalu litas pesawat. Meski demikian, suara gaduh lain
yang mungkin kita pertimbangkan secara moderat memang memiliki pengaruh. Sebuah
penelitian di Jerman menemukan, bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan
yang sibuk memungkinkan mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih
tinggi dari pada orang-orang yang tinggal di daerah tenang.
Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidaklulusan di sekolah.
Lebih jauh lagi, polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi bantuan pada wanita ini.
Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguan–gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan menurun.
Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidaklulusan di sekolah.
Lebih jauh lagi, polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi bantuan pada wanita ini.
Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguan–gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan menurun.
D.
Cara Menanggulangi Pencemaran Suara
Dari uaraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam.
Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit diimplementasikan," kata Bambang.
Pada dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki.
Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam.
Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi, amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak stasioner.
Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.
Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya mengurangi polusi suara
Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor.
Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar.
Dari pabrik atau lembaga–lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir.
Dari uaraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam.
Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit diimplementasikan," kata Bambang.
Pada dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki.
Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam.
Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi, amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak stasioner.
Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.
Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya mengurangi polusi suara
Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor.
Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar.
Dari pabrik atau lembaga–lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir.
BAB III
PENUTUP
1.
A. KESIMPULAN
1.
Pencemaran
di dalam udara berasal dari gas buang kendaraan bermotor, dimana zat tersebut
berdampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Untuk dapat mengendalikan
pencemaran tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan teknis yaitu dengan
mengupayakan pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar alternatif. Pemerintah
mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan pendekatan planatologi,
administrasi dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan perawatan dan
cara pengemudia yang baik dan benar dapat dilakukan melalui pendekatan
edukatif.
2. Polusi air adalah
peristiwa masuknya zat, energi, unsure, atau komponen lainya ke dalam air
sehingga kualitas air terganggu. Sumber polusi air antara lain limbah industri,
pertanian, dan rumah tangga. Polusi air juga dapat menimbulkan bencana
diantaranya banjir. Bahan atau logam berbahaya seperti arsenat, benzon, timah
dan lain-lain dapat merusak organ tubuh manusia dan menyebabkan kanker. Akibat
yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang adalah kanker dan kelahiran
bayi cacat. Melakukan intensifikasi pertanian. Banjir genangan dapat diatasi
dengan membersihkan saluran air dari penyumbatan.
3. Pencemaran tanah
adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan
tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk
hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Ada beberapa cara untuk
mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan
bioremidiasi.
4. Polusi atau
pencemaran Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium. Dimanapun kita berada kita selalu
mendengar kebisingan yang secara tidak sadar juga mengganggu kinerja tubuh
kita. Banyak gangguan yang diakibatkan oleh pencemaran suara diantaranya mulai
dari konsentrasi yang kurang sampai meninggal akibat kebisingan yang diterima
dalam jangka waktu yang lama dan secara tidak langsung mengajak otak untuk
mengubah cara kerja organ tubuh. Untuk meminimalisir polusi suara ini ada
berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu dengan meredam bising yang tidak
diinginkan dengan suara yang menenangkan, pembangunan bangunan peredam bising,
meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan pemberian
peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan
yang melewati ambang batas pendengaran manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Bachri, Moch. 1995. Geologi
Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112Santiyono, 1994. Biologi I untuk
Sekolah Menengah Umum, penerbit Erlangga
Soekarto. S. T. 1985. Penelitian
Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya
Aksara, Jakarta.
Wikipedia. 2011. Pencemaran
Tanah (On-line). http://id.wikipedia.org/wiki/
pencemaran_tanah. diakses Desember 2011.
Wikipedia.Com http://www.Google.Com
http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/13/polusi-atau-pencemaran-lingkungan/
diakses 21 Januari 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara diakses 21 Januari 2009
http://organisasi.org/pengertian_definisi_arti_efek_dampak_dan_penyebab_pencemaran_suara_pada_pencemaran_lingkungan_hidup_dan_tubuh_manusia diakses 23 Januari 2009
http://www.kapanlagi.com/a/dampak-buruk-dan-dampak-baik-suara-i.html diakses 23 Januari 2009
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/23/16481222/Awas.Bising.Mengganggu.Pendengaran diakses 24 Januari 2009
http://www.google.co.id/#hl=id&q=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDAM+BISING&meta=&aq=f&oq=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDAM+BISING&fp=5be454f7189800bf diakses 24 Januari 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara diakses 21 Januari 2009
http://organisasi.org/pengertian_definisi_arti_efek_dampak_dan_penyebab_pencemaran_suara_pada_pencemaran_lingkungan_hidup_dan_tubuh_manusia diakses 23 Januari 2009
http://www.kapanlagi.com/a/dampak-buruk-dan-dampak-baik-suara-i.html diakses 23 Januari 2009
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/23/16481222/Awas.Bising.Mengganggu.Pendengaran diakses 24 Januari 2009
http://www.google.co.id/#hl=id&q=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDAM+BISING&meta=&aq=f&oq=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDAM+BISING&fp=5be454f7189800bf diakses 24 Januari 2009